Senin, 13 Agustus 2012

Mendambakan Puncak Gunung Dempo

Gunung Dempo, salah satu tempat wisata alam yang sangat indah. Seperti lukisan yang mengandung banyak warna, Gunung Dempo tidak hanya dipenuhi dengan kilau hijau tumbuhan teh, namun juga dilatarbelakangi oleh langit biru, dan dihiasi awan-awan putih bergandengan ditambah dengan pancaran sinar matahari yang membuat keindahan terlihat jelas. 
Di puncak Gunung Dempo terbentang kawah yang indah mempesona, membius mata yang melihatnya. Suatu kebahagiaan yang luar biasa bila mampu memijakkan kaki di puncak Gunung Dempo. Untuk bisa sampai di sana dibutuhkan kegigihan dan kemauan yang kuat, tidak lupa berdoa dan berusaha serta memiliki kerja sama tim yang tangguh. Inilah sedikit gambaran tentang wisata alam yang paling saya sukai saat ini. Namun, keinginan yang belum tercapai adalah mendaki dan memijakkan kaki di puncak Gunung Dempo.
             
Hawa sejuk pagi hari di Gunung Dempo membuat kerinduan yang mendalam bagi para penikmatnya. Sungguh kenikmatan dan kesegaran luar biasa yang merasuk ke dalam jiwa. Hal itu pernah saya rasakan sepuluh tahun yang lalu ketika saya bertamasya dan berkemah di Gunung Dempo bersama teman-teman sekolah dasar. Selama tiga hari sepanjang waktu saya lalui bersama teman-teman, semua kegiatan mulai dari makan, tidur, mandi, bernyanyi dan sebagainya kami lakukan bersama-sama, namun tetap dalam pengawasan para guru. 

Hal yang paling saya suka, merasakan hawa sejuk dipagi hari yang membawa ketenangan dan kedamaian. Hal ini merupakan pengalaman indah yang pernah saya lewati, tetapi hanya tinggal kenangan masa lalu sepuluh tahun silam. Yang saya dambakan saat ini adalah untuk bisa sampai ke puncaknya. Saya iri melihat salah satu jejaring sosial (Facebook) teman saya yang memperlihatkan foto-foto mereka ketika berada di puncak Gunung Dempo. 

Hal yang paling menarik, kawah yang terbentang indah di sana. Mereka menceritakan pengalamannya yang tidak terlupakan itu. Tidak sedikit pengalaman-pengalaman yang mereka ceritakan berada di luar nalar manusia. Akan tetapi, hal-hal tersebut menurut saya merupakan tantangan untuk mencapai puncak gunung atau bisa jadi hanyalah sebuah sugesti semata. Dan tidak lepas mengenai hal-hal apa saja yang akan terjadi dan dilalui, saya akan siap dengan resikonya selama tidak menyangkut keselamatan. Maksudnya, apabila terjadi kendala seperti cuaca buruk atau situasi yang tidak memungkinkan gunung untuk didaki yang berakibat mebahayakan nyawa.
            
Saya pernah mendengar cerita dari mulut ke mulut bahwa ada beberapa tanda mengenai waktu yang tepat atau pun tidak untuk berada di puncak gunung dempo bila dilihat dari warna kawahnya. Apabila warna kawah hijau atau biru, maka hal itu baik bagi para pendaki dan merupakan waktu yang tepat untuk berada di sana. Namun, bila ditemui kawah berwarna hitam atau merah, maka para pendaki mau tidak mau harus meninggalkan kawasan puncak dan segera menuruni gunung. 

Di samping itu, niat yang timbul di hati pun tidak boleh kotor, misalnya iri, dengki, mendaki hanya untuk unjuk kemampuan, dan sebagainya. Niat haruslah murni dan tulus untuk mencapai kepuasaan tersendiri dan bersyukur atas kesempatan yang diberikan Sang Illahi. Bahwasanya untuk para lelaki agar menyegerakan adzan sesaat setelah menginjakkan kaki disana. Dan untuk para perempuan yang sedang datang bulan, disarankan untuk tidak ikut dalam pendakian. 

Mitos mengatakan perempuan yang sedang datang bulan tidak diperbolehkan berada di sana karena banyak kemungkinan yang tidak diinginkan akan terjadi. Namun semua cerita dan pengalaman-pengalaman tersebut tidak mematahkan semangat saya untuk mencapai puncak. Bagi saya Gunung Dempo merupakan salah satu wisata alam yang sangat indah dan patut dikunjungi. Dan saya tetap mendambakan puncak Gunung Dempo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar